Siapa yang tidak tahu keindahan Indonesia bagian timur? Destinasi yang wajib dikunjungi oleh travelers di Indonesia untuk berkunjung ke sana. Dengan alam yang masih asri dan hijau air laut yang jernih, terumbu karang yang terjaga dengan baik tentunya menggoda Anda bukan? Apalagi sekarang sudah banyak operator perjalanan yang mengadakan trip kesana.
Tapi kalau harga yang diberikan oleh operator masih jauh dari jangkauan dari isi dompet, kenapa tidak mencoba destinasi yang satu ini, Pulau Weh. Pulau Weh dengan kotanya yang terkenal yaitu Kota Sabang tentunya tidak boleh untuk dilewatkan.
Sebagai daerah kepulauan, tentunya Pulau Weh menyimpan banyak sekali pantai cantik yang bisa dikunjungi, kuliner yang wajib dicoba, dan tentunya Tugu Nol Kilometer yang menjadi titik paling barat dari wilayah Indonesia. Ini beberapa tempat destinasi yang perlu dikunjungi oleh sobat Lio jika berpetualang di Pulau Weh.
1. Crystal water di Iboih
Penasaran dengan lautnya yang bening, saya pun membulatkan tekad untuk mencari penginapan disini. Suasana pasar yang ramai sangat terasa ketika saya menginjakkan kaki di Iboiih. “Buah.. buah.. buah..” teriak pedagang buah sambil mengipasi jualannya. “Brmmm… Teett.. teeet…” suara deru motor dan klakson beradu memekakkan telinga. Jalananan pun berubah menjadi padat dipenuhi para turis.
Saya pun menyusuri anak tangga yang ditutupi oleh rindangnya pepohonan. Jalan setapak menuntun langkahku untuk mencari penginapan yang dituju. “Bang sini bang! Hotel murah! Diliat dulu aja!” cakap pemilik tempat penginapan dengan ramah. “Nanti ya bang! Saya mau liat-liat dulu” balasku. Ramah-ramah juga orang sini.
Akhirnya langkah kaki berhenti di sebuah penginapan dengan pemandangan lautan biru yang luas. Saya pun bergegas menuruni puluhan anak tangga menuju ke dermaga kecil, tidak tahan dengan godaan birunya laut yang menarik hati. Tampak jelas dari atas ikan-ikan berlarian di antara terumbu karang.
2. Taman Bawah Laut Pulau Rubiah
Tidak dibutuhkan waktu yang lama menuju pulau ini. Waktu yang dibutuhkan sekitar 5 menit dari Iboih dengan menggunakan speedboat. “Biasanya pagi-pagi, orang bule suka berenang dari Iboih ke Rubiah. Bolak-balik tuh! Gila emang mereka!” kata tourguide saya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
“Buat yang ga bawa peralatan snorkel, bisa sewa disana. Sekalian di cek peralatannya dah oke belum.” sahut tourguide sambil menghisap batang rokok krekteknya.
Memang tidak ada salahnya kalau bepergian ke tempat baru kita menyewa tourguide. Kita bisa dibawa ke spot menarik untuk dikunjungi. Dan benar saja! Tourguide baik hati ini membawa saya ke rumah ikan nemo. “Nanti kamu menyelam, lalu kamu saya foto dengan nemo dari dekat. Tahan nafas yang lama ya!” saya pun bersiap mengikuti arahan sang tourguide.
3. Pantai Sumur Tiga yang eksotis
Pantai ini tidak boleh dilupakan jika berkunjung ke Sabang. Pantai Sumur Tiga yang memiliki garis pantai paling panjang di Sabang memiliki gradasi air laut yang berwarna biru dan hamparan pasir putih halus bagaikan tepung.
Saya pun menuruni bukit dengan anak tangga yang tersusun rapi. Terlihat pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi menutupi dari teriknya matahari siang. Terlihat dengan jelas terdapat tiga lubang sumur disana. Rasa penasaran membuat saya menimba ember untuk mencicipi rasa air dari lubang sumur ini. “Lucu ya… Airnya tawar! Kok bisa?”
Pantai ini sangat menakjubkan. Beningnya air serta gradasi jelas terlihat dari bawah. Ternyata pantai ini juga sangat disukai oleh wisatawan asing untuk sunbathing karena wilayahnya yang luas. Dan pantai ini juga favorit wisatawan untuk menikmati matahari tenggelam.
4. Wisata Sejarah di Pantai Anoi Itam
Buat yang penyuka sejarah, tempat ini pas untuk mengabadikan benda-benda peninggalan Jepang saat PD II. Disini masih tersimpan bunker dan meriam yang digunakan sekutu Jepang untuk melindungi wilayah Indonesia dari serangan sekutu.
Bunker ini dibangun di antara bebatuan karang yang keras di atas bukit. Pemandangan yang indah serta hamparan rumput yang hijau membuat saya tak kuasa menahan kantuk ditemani deburan ombak dan semilirnya angin laut.
5. Berenang bersama gelembung udara di Pantai Aneuk Laot
Tourguide membawa saya ke tempat ini untuk ber-snorkling ria. Tapi yang unik adalah saya berenang di atas gunung berapi bawah laut yang aktif. Penasaran sekaligus takut menghampiri saya. Dasar laut tidak terlihat dan bau belerang begitu menyengat. Sesekali gelembung udara muncul ke permukaan dari bawah laut.
“Ayo turun..!” teriak tourguide kepada saya. Tanpa pikir panjang saya pun menceburkan diri ke dalam laut. “Pak, lama-lama bisa lemes juga berenang disini. Nyiumnya bau belerang melulu..” si bapak tourguide pun tertawa puas.
“Pak, saya mau foto di dalem air, bisa enggak? Enggak bahaya kan? Lumayan juga nanti tenggelam disini..” sahutku dengan tawa. “Aman-aman.. nanti kalau tenggelam, saya biarin! Ha… ha… ha…” suasana berubah menjadi cair untuk menghilangkan ketegangan. “Ayo lepas pelampungnya! Jangan lupa tarik napas yang panjang!”
6. Eksotisme jurang bawah laut di Canyon
Lagi-lagi saya “dikerjai” oleh bapak tourguide yang ramah ini. Letak canyon tempat di bawah tugu nol kilometer dengan dinding tebing yang sangat curam. Canyon sendiri berupa jurang bawah laut yang sangat dalam dan terdapat beraneka jenis ikan di dalamnya.
Kapal mesin dimatikan dan saya sudah siap dengan peralatan snorkeling untuk terjun ke laut. “Kita akan berenang ke arah goa.” Sambil menunjukkan jarinya kearah goa kelelawar yang besar. “Harap hati-hati. Karena ombaknya sedang besar. Jadi kalau bisa, berenangnya berdekatan.” Sambung instruksi sang tourguide. Ombak yang kencang membuat saya harus berenang sekuat tenaga untuk mencapai pinggir bebatuan. Tidak terhitung berapa banyak air yang saya minum, yang saya ingat tiba-tiba perut saya menjadi kembung.
Mendekati pinggiran goa yang dipenuhi bebatuan, saya pun berpegangan pada batu dengan erat. Arus ombak tak henti-hentinya mendorong saya ke batu-batu cadas yang tajam. Kaki dan tangan pun penuh dengan luka gores. “Sebenarnya saya baru pertama kali bawa tamu ke tempat ini untuk snorkeling. Untungnya tidak terjadi apa-apa.” Kata si bapak dengan menghela napas panjang. Saya pun hanya bisa tertawa lemas.
7. Rujak Klah yang Mewah di Pantai Klah
Terhipnotis keindahan alam di Pulau Weh membuat saya lupa untuk mencicipi makanan khas disini. Saya pun bergegas menaiki mobil dan sudah tidak sabar untuk mencicipi rujak yang terkenal disini. Jalanan beraspal hitam halus berkelak kelok membelah bukit yang hijau. Lautan biru menemani meneduhkan suasana siang hari yang terik.
Driver kami menghentikan mobil di sebuah warung beratapkan bilik bambu sederhana dengan pemandangannya yang luar biasa. Perbukitan yang terhampar luas dengan hijaunya pepohonan yang berdiri tegap dan angin sepoi-sepoi menemani cuaca panas nan terik.
“Kita di mana Pak?” Tanyaku. “Kita akan makan rujak Klah. Disini rujak Klah sangat terkenal makanan paling terkenal disini. Cuaca panas, pas deh makan beginian.” Sahut driver berusaha meyakinkan. “Bener juga ni.. Panas-panas makan yang seger pasti nikmat..” Saya pun tidak sabar untuk mencicipinya.
8. Titik batas paling Barat Indonesia, Tugu Nol Kilometer
Tugu Nol Kilometer merupakan salah satu monumen yang paling banyak dikunjungi wisatawan bila mengunjungi Pulau Weh. Tugu ini didirikan tahun 1997 yang menandai bahwa pulau ini merupakan titik terluar paling barat dari wilayah Indonesia. Mobil diparkir dan kami pun turun bergegas keluar dari mobil dan bersiap melihat tugu ini dari dekat.
“Oh iya bang, mau sertifikat enggak?” tanya driver kepada saya. “Sertifikat buat apa bang? Kayak datang ke seminar aja?” saya menjawab dengan gurauan. “Sertifikat Tugu Nol Kilometer bang! Harganya 30000 aja.” jawab si abang driver tersenyum. “Hmmm… Boleh deh bang! Buat pamer ke temen-temen ni!”
[alert-announce]
Sobat Lio punya cerita menarik dan unik yang ingin dipublikasikan di blog ini? Baca informasi serta syarat dan ketentuannya di sini.
[/alert-announce]